Minggu, 18 April 2010

Sepintas Tentang Internet

Oleh: Julia T. Raulina Saragi

Siapa yang tidak pernah mengakses internet? Jika pertanyaan ini diajukan, maka kemungkinan besar jawabannya adalah hampir semua orang pernah mengakses internet. Mulai dari usia muda sampai yang tua, tak kenal pria maupun wanita. Hampir semua kalangan pernah dan bahkan mungkin sering mengakses internet. Tentunya dengan kepentingan yang berbeda-beda, mulai dari mencari informasi tentang belahan dunia lain, informasi perkembangan dunia, informasi perkembangan ilmu pengetahuan, sekedar mengisi waktu luang, dan masih banyak lagi alasan orang mengakses internet. 

Sejarah Singkat Internet
Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969. Melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terjangkau oleh saluran telepon. Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan kemudian semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).

Tujuan awal dibangunnya proyek iini adalah untuk keperluan militer. Saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar, menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir, dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat—yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.

Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan empat (4) situs yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969. Dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung.

Karena mengalami kesulitan mengatur, maka ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan militer dan "ARPANET" yang lebih kecil untuk keperluan non-militer, seperti universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.

Sejarah Masuknya Internet ke Indonesia
Sejarah internet Indonesia dimulai pada awal tahun 1990-an. Saat itu jaringan internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, dimana semangat kerjasama, kekeluargaan dan gotong-royong adalah modal utama bagi komunitas ini. (Jelasanya, silahkan klik; www.wikipedia.com )

Saat melihat sejarah pembuatan internet, jelas sekali internet dibuat dengan maksud baik, dan didasari kepentingan yang genting. Singkatnya, internet dibuat untuk kepentingan pertahanan negara dari perang, dan bukan untuk kepentingan lainnya. 

Data Statistik Pengguna Internet di Indonesia
Menurut statistik CIA World Factbook, populasi dunia saat ini adalah 6.780.584.602 jiwa. Dan sekitar 1.733.993.741 orang adalah pengakses rutin internet. Penduduk Indonesia tercatat berjumlah 240.271.522 dan diperkirakan lebih dari 35 juta adalah pengguna internet. Lebih dari 15 juta diantaranya setiap hari mengakses situs berita online. 

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat jumlah pelanggan internet di akhir tahun 2009 mencapai 6 juta. 3 juta diantaranya telah menikmati akses broadband. Ini tidak termasuk pengguna internet seluler. Kompilasi data dari Badan Regulasi Telekomuniksi Indonesia (BRTI) menunjukkan bahwa pengguna 3G saja mencapai 6 juta pelanggan. Belum termasuk pengguna akses data internet GPRS/EDGE dan CDMA/EVDO. Data BRTI juga menunjukkan bahwa akhir tahun 2009 sebagian besar BTS dari 3 operator selular GSM papan atas telah siap melayani akses data internet. Jumlah BTS Telkomsel mencapai 31.000, Indosat 29.000 dan XL 26.000 dengan jangkauan wilayah pelayanan (coverage area) meliputi 99% dari 5.300 kecamatan di Indonesia. Ini tidak termasuk tambahan penetrasi layanan paket data berbasis Fixed Wireless Access (FWA) yang dikenal dengan CDMA/EVDO. Jumlah nomor aktif yang telah terpakai mencapai 165 juta dengan perkiraan 135 juta diantaranya adalah unik (mewakili 1 orang). Walaupun tingkat churn rate (perpindahan pelanggan ke operator lain) dan wipe off (penghapusan nomor pasif) cukup tinggi, namun ternyata pertumbuhan nomor baru (perdana) juga jauh lebih pesat. Artinya, keterjangkauan meningkat tajam. Kompilasi data survey pasar menunjukkan; Indonesia memiliki rasio kepemilikan perangkat akses internet tertinggi. Kenaikan jumlah gadget paling banyak dan penurunan tarif layanan (termasuk paket data internet) paling tajam di kawasan ASEAN. 

Berdasarkan data statistik diatas Indonesia merupakan negara kedua terbesar yang paling sering mengakses internet. Dan kita mahasiswa juga termasuk di dalamnya. 

Bukan rahasia lagi kalau terjadi berbagai penyimpangan ketika msyarakat menggunakan internet. Menurut data, tindakan kejahatan 2 tahun terakhir ini banyak terjadi melalui sarana internet. Penipuan-penipuan melalui dunia maya juga kerap terjadi. Belum lagi berbagai peyimpangan-peyimpangan lain yang kian meluncur kencang. 

Tidak dipungkiri penemuan internet telah membawa dampak positif bagi kehidupan manusia, seperti komunikasi yang kian terasa mudah dan murah. Salah satu kemudahan itu ditujukan oleh dan melalui adanya jejaring sosial Facebook (FB). FB membuat jutaan manusia di seluruh dunia dapat bertemu muka dengan muka. Bahkan facebook dapat mempertemukan orang-orang yang sudah lama tidak bertemu. 

Namun disamping dampak positif, penemuan internet juga membawa banyak kerugian, atau dampak yang tak seharusnya tidak ada. Kemudahan untuk mendapatkan informasi dari belahan dunia, ternyata dimanfaatkan juga oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kemudahan mengakses hal-hal yang berbau amoral, seperti pornografi pun tak terhindarkan.
Di sini pengendalian diri, kedewasaan rohani (pikiran) sebelum bersentuhan dan mengunjungi internet adalah modal yang terpenting. Tidak hanya pengendalian diri untuk melihat hal-hal yang tidak benar (bermuatan jijik, dan amoral), namun pengendalian diri juga dibutuhkan dalam menggunakan internet. Jika mengacu pada sejarah penemuannya, internet digunakan dalam keadaan darurat atau mendesak, namun saat ini justru sebaliknya. Orang-orang tenyata cenderung kecanduan, dan tidak ada pengendalian diri dalam menggunakan internet—perhatikan data statistik pengunaan internet yang telah dipaparkan. Internet cenderung digunakan seenaknya, dan bahkan cenderung disimpangkan. 

Sebagai refleksi, mari melihat diri kita. Apakah selama ini kita sudah bijak dan telah menempatkan sarana internet pada posisinya—sebagai sarana bagi kebutuhan komunikasi, dll? Apakah kita juga mengunakannya sesuai kebutuhan? Dan yang terpenting, apakah dalam mengakses, kita juga menggunakannya dengan benar? Jika ternyata kita masih menyimpang dalam menggunakan internet, maukah kita berhenti dan merubah perilaku ini? 

Waktu terus bejalan, dan kesempatan yang hilang tidak akan kembali. Jadi, marilah menata hidup, waktu dan kesempatan. Dengannya, kita tidak akan banyak menghabiskan waktu hanya untuk akses internet, dan apalagi hanya mengakses sarana (situs-situs) yang tidak mendidik dan merusak itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar